4 Tas Etnik Indonesia yang Selalu Diburu Wisatawan

Beragamnya suku-suku di Indonesia membuat negeri ini juga amat kaya akan budaya dan tradisi. Salah satu tradisi yang sering ditemui adalah teknik pembuatan cinderamata, mulai dari, tenun, kain adat, pakaian, hingga tas.

Sektor pariwisata yang terus digandrungi membuat pernak-pernik adat menjadi salah satu buah tangan yang banyak diburu oleh wisatawan. Tas merupakan contoh suvenir tradisional yang juga banyak difavoritkan. Meski kebanyakan masih dibuat secara manual tanpa mesin khusus, tas-tas ini memiliki kualitas yang tidak kalah dengan tas bermerk yang sering dijumpai di pusat perbelanjaan.

1. Koja
Tak khas dari suku Baduy ini sangatlah unik. Dibuat dari kulit pohon Teureup. Sebelum bisa digunakan, kulit pohon ini harus dijemur terebih dahulu di bawah sinar matahari sampai benar-benar kering. Setelah kering, kulit pohon ini dibelah-belah kecil lalu dianyam untuk dijadikan benang. Benang tersebut barulah dirajut menjadi tas Koja khas Baduy. Masyarakat setempat biasa menggunakan tas ini untuk membawa barang ketika bepergian maupun perkakas pertanian.

Baca Juga  Manusia Purba

2. Noken
Indonesia patut berbangga karwna tas etnik yang satu ini telah masuk dalam daftar UNESCO Warisan Budaya Tak Benda sejak 2012. Tas tradisional Papua ini dibuat dark serat kulit kayu pohon Manduam dan pohon Nawa (Anggrek hutan). Sebelum bisa dijadiin tas, serat kulit kayu ini dikeringkan terlebih dahulu. Selanjutnya serat yang sudah kering, dipintal menjadi benang. Pewarnaan dengan bahan-bahan alami juga semakin membuat tas ini tampak menarik.

Tas Noken pun tidak digunakan dengan cara menggendong tas pada umumnya. Masyarakat lokal biasa membawa tas ini dengan disangkutkan di atas kepala dengan jantungnya ada dipunggung. Keunikan dan tampilan tas yang unik membuat Noken banyak diminati oleh wisatawan. Dipatok dengan harga mulai dari Rp100 ribu hingga Rp500 ribu tas ini menjadi cinderamata khas dari tanah Papua.

3. Anjat
Tas etnik yang satu ini memiliki bentuk yang sedikit unik dan berbeda dari tas-tas biasanya. Jika tas pada umumnya tampak berbentuk persegi dan relatif fleksibel, maka tas Anjat memiliki tampilan bulat menyerupai tabung. Tas kerjainan tangan khas suku Dayak ini terbuat dari anyaman rotan. Masyarakat lokal biasa menggunakan tas ini untuk membawa bekal ketika berburu di hutan maupun ketika berkebun.

Baca Juga  Mengenal Sejarah Paralimpiade, Pendiri, hingga Tahun Penyelenggaraan

4. Sepu
Berasal dari Tana Toraja, tas tradisional ini dibuat menggunakan bahan kain tenun. Selain digunakan sebagai wadah, perempuan Toraja biasa mengenakan tas ini ketika mengikuti pesta adat seperti Rambu Tuka’ (perkawinan), Rambu Solo’ (upacara kematian), hingga Ma’rara Banua (syukuran pendirian rumah). Tas ini juga sering dipasangkan dengan baju adat Toraja dengan bahan tenun yang sama. Berkunjung ke Toraja, belum lengkap jika tidak membawa tas Sepu sebagai cinderamatanya.